Kobe Modhe
Widayati Mia Pratiwi Kobe Modhe Ibu Aira menjorokkan batang-batang kayu yang mulai menghangus ke dalam
"Mengikuti lomba yang diadakan fun bahasa benar-benar fun. Ibu-ibu seperti saya yang tadinya menulis cuma buat me time, akhirnya bisa bereksplorasi dan punya kesempatan berkompetisi. Terimakasih dan sukses selalu untuk fun bahasa! 😄👌🏻"
"Untuk #FCPN2019, sangat berkesan. Di mana agenda yang diselenggarakan, sebagai salah satu alternatif untuk kita mengenang serta merayakan kasih ibu dengan cara menuliskan sesuatu untuknya."
“Tidak ada kata lain selain terima kasih: untuk Allah, untuk Fun Bahasa, untuk diri saya, untuk segala afeksi dari mereka yang menginspirasi. Surat yang saya tulis adalah "sisi lain" dari diri saya yang tidak pernah diketahui banyak orang. Saya bangga karena setelah sekian lama, saya berani menuliskannya dengan begitu jujur. Semoga tulisan-tulisan saya bisa lebih baik lagi ke depannya dan saya bisa terus berkarya, walau bukan untuk orang lain, setidaknya untuk diri saya sendiri ”
Sangat bersyukur udah dipertemukan sama funbahasa yang membuka peluang besar buat orang-orang yang mengukir mimpinya di bidang linguistik. Ini kali pertama aku ikut event menulis kutipan di funbahasa ini dan gak pernah nyangka bisa jadi juara utama. Mencoba hal baru itu keren. Yang penting pengalaman, bukan gelar juaranya. Jadi harus tetap semangat memperbarui dan meningkatkan skill. Harus semangat berkarya.
Syukur tak habisnya kepada Tuhan Yesus karena telah memantaskan saya sebagai Juara 1 Lomba Kreasi Puisi Pendek Nasional 2020 yang diadakan oleh Fun Bahasa. Juga teruntuk Dewan Juri dan Fun Bahasa, terima kasih banyak. Akhirnya "Melukis Wajah Ibu" menjadi karya pertama saya yang berhasil menjuarai Event Lomba Cipta Puisi Nasional. Teman-teman yang sempat membaca ini, jangan menyerah untuk melangitkan mimpi yah. Makin tinggi gunung yang kita daki, makin indah pemandangannya. Ngomong-ngomong selagi masih #dirumahaja yuk sama-sama berkarya. Dan yang terpenting, jangan behenti menulis.
Bagi saya, cerita dan dongeng bukan hanya sekadar pengantar tidur, namun juga sebagai pembentuk karakter bagi anak. Saya yang sekarang, sebagiannya adalah dari pelajaran dalam dongeng-dongeng ibu saya sewaktu kecil dulu. Lomba ini merupakan wujud dari perhatian kita terhadap anak-anak yang saat ini sudah mulai kehilangan masa-masa kecilnya. Cerita untuk anak-anak harus kita kembangkan, tidak hanya untuk menunjang literasi, namun juga membangun karakter luhur anak negeri. Terimakasih Fun Bahasa telah menghadirkan lomba yang sangat bermanfaat ini. Semoga dengan sumbangsih kecil kita, dapat berarti banyak untuk kemajuan anak bangsa.
Cerpen Dari Funners
Widayati Mia Pratiwi Kobe Modhe Ibu Aira menjorokkan batang-batang kayu yang mulai menghangus ke dalam
Sintha Rosse Kamlet Tasbih Baru untuk Bapak Bapak mengaduk semen di samping pohon kaktus. Mentari
Elisa Dwi Susanti Seratus Purnama Impianku untuk membentuk keluarga kecil yang bahagia, semakin lama meredup
Puisi Dari Funners
Rasyid Yudhistira MATAHARI MEMBELAH TUBUHMU DAN MEREKA TAK TAHU ITU Kenapa terburu-buru untuk menunjuk ke
Abdul Aziz Arramadhani Sajak Lelaki Ibu Bu, lelakimu ini nanti jadi dewasa. Kakinya tak diam
M. Royfan Ardian Eulogi Kepada Jalan /1 Di tubuh langit kelimut melekat sebuah nukilan. Tentang
Artikel Dari Funners
Agung Novianto Margarena Industri Rokok di Tengah Pandemi Covid-19 Mengutip dari CNN 12 Maret 2020,
Muhamad Miguel Adrian Pasha Mengubah Aliran Waktu Di Kala Pandemi Persepsi akan bagaimana waktu bergerak
Akbar Mawlana Keberadaan Harapan Manusia Modern Harapan merupakan kondisi normal yang dimiliki oleh manusia semenjak