Asta Bhuju' Panaongan
Khairuz Zaman NT
Di rahim pasir, senapan penjajah
mendongak ketika orang-orang berkerumun
di samping asta tetua
sambil membaca mantra
dan mengaji di hadapan segara.
Perut bumi adalah pasir hamil
membukit tempat pitarah disemayamkan
doa-doa dibisikkan kepada telinga semesta
yang menyimpan rahasia cuaca
deras angin dan nujum masa depan.
Serdadu itu berkata:
''Negerimu adalah kekuasaan yang dipasung
tak mampu melawan dan berkumpul''
dan orang-orang tertunduk
ketika tentara mulai menembak
akan membabat
dan hendak melantak nisan leluhur
yang dijaga arwah gaib
dan doa yang galib.
''Niat busukmu'' seru juru kunci
''takkan mampu memasuki pintu maqbarah
dan waktu akan menulismu sebagai
bangkai, ketika napasmu berpulang.''
Tetapi senapan adalah pangkal jawab
juru kunci tertembak di dada kiri
di sela matahari mengintip, mega-mega
merah tak sudi menjadikannya karbala.
Semesta mengamuk, dari arah kiblat,
bala' taon datang dengan membawa pasir-pasir
menumbuk dan telak tengkuk angkara
musnahlah tangan-tangan murka.
Nisan tertimbun bersama penjajah
juga ingatan orang-orang dalam pasir yang membuncit
seperti perut seorang ibu hamil
dan entah melahirkan kapan.
1998
orang-orang melata di pinggir pantai
ketika ikan-ikan enggan mengetuk jaring
dan dari laut seorang warga meletakkan pandangan
pada bukit pasir, mencari tempat yang didawuhkan
''Mengapa datang jauh kemari, di dekat rumahmu
di tubir laut, ada asta ulama, datanglah sebagai perantara doa''.
Tapi ia hanya seorang nelayan yang telah
banyak kehilangan masa lampau.
Kelahiran yang begitu dekat
ketika seorang warga lain bermimpi
mencangkul pasir dengan tangan cahaya
dan peluh mewangi surga. Sebab seseorang
sering mengaji di sisi, duduk menunduk menyisir zikir
di hadapan pasir yang di waktu malam menyilaukan netra.
Digalilah pasir itu, sehabis fajar
mengikis purnama bersama seluruh warga
hingga hari ketiga.
Tampaklah asta tetua
dan tak lagi ada serdadu, hanya
pribumi dengan bibir doa
berzikir air dari serat pohonan
yang dibawa bahasa angin dari
seluruh arah penjuru.