Rasyid Yudhistira MATAHARI MEMBELAH TUBUHMU DAN MEREKA TAK TAHU ITU Kenapa terburu-buru untuk menunjuk ke atas dan bertanya kapan akan dibelah? Kau tentu tahu siapa siapa yang menunggu itu. Kau hanya lupa tidak semua mengerti cara untuk menjadi ahli duka yang gemar beradu tabah Kau hanya cemas barangkali ada yang […]
Read More
Abdul Aziz Arramadhani Sajak Lelaki Ibu Bu, lelakimu ini nanti jadi dewasa. Kakinya tak diam dan menjajah ke mana-mana. Mungkin nanti kakinya beku di Antartika, menyapu kerikil-kerikil bulan, atau terpeleset di lereng-lereng Olympus. Tapi, Bu. Sejauh mana kakinya melangkah kakinya akan coba pulang terus-menerus. Karena ia sepenuhnya kepunyaanmu dan baginya kau adalah […]
Read More
Yuditeha Zohrah ucapkan saja serapah jika berani, dan sebiji kristal akan meninggalkan bumi, aku – perempuan-perempuan pembawa gula, penguji ego, seperti kongsi semut terhadap kerabatnya, kelabang merah lepas dari pukulan, satu sungut menakar nasib, seperti pelukan berkarat, keheningan pecah, menyusup ke jantung mata aku – zohrah merekat di tembok, melatih sulur, memungut berkah, kuhapus […]
Read More
M. Royfan Ardian Eulogi Kepada Jalan /1 Di tubuh langit kelimut melekat sebuah nukilan. Tentang nujum yang muncul dari bintang-bintang, diundang turun oleh garis tangan dan kehidupan. Garis tangan adalah penunjuk jalan-jalan yang hidup. Sedang garis kehidupan adalah jalan-jalan yang dilalui derup. Semua orang menginjakkan kakinya pada jalan-jalan berumur panjang atau yang akan […]
Read More
Dadang Ari Murtono Patung Sapi Sumberan Ia percaya sedang tidur lelap dan mengalami mimpi buruk panjang: tubuhnya beku dalam balutan semen, bocah-bocah menunggang sambil memukul-mukul kepalanya, remaja tanggung mabuk dan berlagak memerah susunya, dan orang-orang tak jelas pada suatu kala memotong ekor dan kupingnya. Ia yakin, pagi akan tiba dan ia bakal terbangun sebagai […]
Read More
Di Bawah Langit Washington Di Bawah Langit Washington Di bawah langit Washington, malam-malam selalu sama Tapi hari ini berbeda, katamu. Tak ada yang kau ajak berbincang. Padahal semua benda berbicara jika kau menyimak. Bangku taman, lampu sorot di 5th Avenue, namun mereka mengatakan hal-hal yang tak ingin kau dengar. Bagimu, hidup adalah musuh. Saat […]
Read More
M. Habib Syafa’at Kabar dari Hutan Kau mendapat kabar dari kedalaman hutan Sekelompok ayam tak lagi terdengar setelah bertahun lalu berpamitan menggarap ladang kayu bakar Segunung lauk-pauk runtuh dari bebatan kemban seekor induk ketika kelabakan menanak […]
Read More
Pusvi Defi Memasak Saksang Sebelum kutebas batok kepalamu dengan parang Kepunyaan Tulang Simatupang, Berdoalah dengan khidmat panjang Agar gelabah batinmu tidak uring-uringan, Sebab setelah margota tumpah di panci pualam Tubuhmu yang gempal akan terpanggang di tungku api laman Berdampingan dengan putih bawang, Dan setakar santan menguar aroma jantan. Maka di terik siang […]
Read More
Jamal Wakhiddin Mooi Indie di Museum Seni Sebangkai lukisan tergeletak di meja autopsi batas antara dinding cinta dan desing mortir; Chiaroscuro di Eropa kehilangan cahaya serta bayang-bayang seperti bekas pupur di rona merah pipimu selekas-lekasnya : ciuman yang terencana meninggalkan jejak-jejak lipstik di buku-buku sejarah. Tuan pergi sehabis menikam pagi Hindia Timur […]
Read More
Angga Wiwaha Hujan Paling Bahagia hujan paling bahagia adalah hujan masa kecil rintik-rintiknya riang bermain dan berloncatan tak peduli ibu langit menyuruhnya pulang. hujan paling nakal adalah hujan masa kecil bergelayutan di dahan dan ranting saling ejek dengan kawan-kawan yang […]
Read More