funbahasa

KELAHIRAN PETA KEMATIAN

Oleh: Rosalia S. Omega Pitaloka setelah tangis-tangis tergeletak,  situs-situs kesedihan terserak,  tak satu pun mampu mengelak.  hingga dari mata bayi-bayi lugu yang dipeluk kemurungan waktu.  ia berkulit dingin & beraroma anyir dikecup kuncup kesedihan yang menjadikannya piatu.  ia rindu basah air susu setelah didera belenggu  dahaga di rahim waktu. lantaran di pelataran tanah ini  hanya …

KELAHIRAN PETA KEMATIAN Read More »

Ode Hutan Tropis

Oleh: Darwanto jiwamu adalah tropika. tempat kami berkelana bepergian jauh dari muasal meraba segala bentuk dari yang paling dangkal di kedalaman rimba sukma kami hanya renik riwayat daun-daun yang bertungkus lumus menjadi hara dalam humus di keheningan belantara tubuh kami hanya pernik warna-warni bunga yang siap dipetik menjadi harapan dalam rahim putik musim-musim yang kutadah …

Ode Hutan Tropis Read More »

Tujuh Belas Baris Terakhir Percakapan Kita

Oleh: Ogilvie Daut rumah kita tiada sepi mau berpaut seluruh pengap harap ingin jumpa kau seduh tubuh ingin bisa didekap utuh  tiada gerimis jatuh mempercepat petang kala itu.  orang bincang. seduh sendiri ibu  meratap. rumah mengabur jauh  petang mendinding batu; dihajar suara lonceng yang bertalu-talu membakar kalbu yang berselisih lalu. tangis menggelepar di tengah petang …

Tujuh Belas Baris Terakhir Percakapan Kita Read More »

Kadabra Are` Lancor

—hasan tanjung Oleh: Joko Rabsodi Melalui sebelah tangan panembahan semolo clurit  takabuwan di dempa karja abad-abad terlipat di tengkuk sandur di malam akbar dengan sedikit janur Di tuas hindia belanda, c.snouck hurgronje  clurit kehilangan arah mata membabat dendam lewat keji terlapar harga diri dan persoalan perempuan  membanjiri selempang dada dengan kuah darah paling merah reng lake` mate …

Kadabra Are` Lancor Read More »

Memeluk Dermaga

Oleh: Fisabella Ayuning Putri Utami Di bawah cahaya temaram, di tepian laut yang riuh ia berbisik pada rembulan melantunkan nyanyian malam yang tiada usai lirih, disisipkannya mantra-mantra ribuan bait menjelma doa yang turut diaminkan deburan ombak agar larung menuju semesta Di laut yang kian menderu, di tepian dermaga itu ia menunggu suar berkelip dan perahu usang …

Memeluk Dermaga Read More »

Pada Lini Ekliptika

Oleh: Rizky Amanda Putra Hanka Menarilah matahariku sampai kudus semua racunmu bersanding aku amin. Atau, terserah cakrawala dengan lampiran kitab: Cara-Cara Kelana di Dunia Puan yang terburu manis oleh anggurmu yang memabukkan. Berpijar Bima dan Sakti-ku dengan dwi bayang angan, yakni  segala mosaik dalam arteri biar kita di sana urung mengacung serapah sendiri. Namun, seperti telah …

Pada Lini Ekliptika Read More »

Moloekat ayat ayat maryam

Oleh: Masy'arilharom : Kāf    yang asing tersirat shirat tabir   pada arah timur paling ujung   kening panjang mengalahi ufuk   dan terus diperpanjang jauh   terang kilau tak tersentuh tangan   dalam rajutan keliman mihrab   adalah naungan senyap anak yatim   termaktub pada persimpangan jalan samawi   goresan isyarat lukisan tinta tuhan : Hā    adalah batu keseimbangan   batu keharmonisan     …

Moloekat ayat ayat maryam Read More »

UPACARA MEMANGGIL HUJAN

Oleh: Zakiyyatul Fuadah ketika tanah retak,  perigi padam,  sungai kerontang,  masih bertanyakah kalian  apa itu kesedihan? tak ada kesunyian tersimpan dalam tempurung kepalaku hanya mantra-mantra tergelincir memecah getir takdir yang membeku di lorong hujan o, dewi sri lihat sekujur tubuhku penuh bunga-bunga perantara bagi kidung malang sedang keringat malam telah mengembun  dari lengan-lengan  yang mengayunkan …

UPACARA MEMANGGIL HUJAN Read More »

Baju Kurung Maryam

Oleh: Khairuz Zaman NT anak yang ia lahirkan tak pernah menemukan bapaknya semula ia hanya bayi perempuan yang dinazarkan Hanna pada rahib Baitul Maqdis firman Tuhan yang Perkasa dan Rahman  ditiupkan Jibril pada baju kurung Maryam ia bertanya "bagaimana mungkin seorang perawan hamil sedang bibir zikir tak pernah mencium ujung zakar" kabar itu, kabar mungkar …

Baju Kurung Maryam Read More »

PERCAKAPAN SENJA

Oleh: Zahra Agustin Menatap jendela pada diriku, Ibu Membuka beribu buku dan terseret angin, lalu terbang menuju entah  " Apa yang lebih besar dari matahari? " Sore itu, kita berjalan Kaki kita kadang hujan, terkadang juga permen yang menempel di sela jari mungil tangisku " Tak penting apa yang lebih besar, tapi, yang lebih penting …

PERCAKAPAN SENJA Read More »

Scroll to Top
× Hubungi kami