Balada Sayyidah Sukainah

Oleh: Nihasyy

“Luaskan dada kalian, bersabarlah

Segera julurkan baju panjang kalian

Bersiaplah untuk musibah”

Usai kalimat itu diterbangkan

Ia mendekap tubuh kami yang berbungkus

Lembaran kain hitam berlapis

Lalu derapnya menjauh, mengucap pisah

Menunggangi zuljanah yang melaju memburu tanah

Sejurus tak terdengar 

Tersiarlah sebuah kabar yang hingar

Namanya disebut, kepalanya telah terpenggal

Zuljanah yang diselimuti panah

Merunduk dihadapanku

Aku mengajak kuda itu bicara

Kuda yang telah runtuh kemudinya

Kuda yang telah penuh sayatan itu

Menjawab dengan ringkikan tajam

Gelombang debu yang menderu

Telah biasa menampar wajahku

Tapi debu suci yang bercampur darah husainah

Menumbangkan nyaliku dalam hunusan pedang yang memerah

Aku bergetar dalam lumatan sebuah kalimat besar, 

Takbir yang lebar

Dengan hujan panah yang menelusup bumi karbala

Ujung tombak yang bertenggerkan kepala para syuhada

Tiba-tiba ditanah yang pecah dengan aroma kemasygulan

Malak al maut telah menyapamu, merengkuh ruh-mu

Untuk pergi jauh merobek cakrawala karbala

Wa husainah wa abtah

Bertambah pula nestapa ini

Saat kepalamu yang suci juga disana

Kepala yang digiring diatas runcingnya lembing

Kala itu di barak tenda

Saat rusukmu masih memelihara nyawa

Aku membanjiri jubahmu dengan air duka

Yang meronta dari pelupuk rinduku

Aku mengeratkan dekapan itu padamu

Suluh hatiku diserang gundah

“Sukainah putriku, nanti saat izrail menarik ruh ini

Engkau yang akan menangis lama

Karena engkau yang lebih pantas untuk itu, aku masih disini 

Jangan biarkan air mata itu mengaliri deras pipimu”

Kini, aku tenggelam 

Dalam luap duka yang berdarah

Namun, kaki-kaki yang membunuhmu

Juga kudengar derapnya mendekati pertahanan ini

Tanganku dismpul pati, husainah

Aku digiring dengan seretan rantai yang kasar

Sembari dicambuk ratusan kali

Putrimu ini tertawan

Rombongan pasukan bertombak

Menggamitku dan ahlul bait yang lain

Lalu bilur pada lengan ini, relung dada ini

Belum pulih, dan gugur dalam pejaman

Mata kejam penghianat

Glosarium

Zuljanah                                   : nama kuda yang ditunggangi Sayyidina Husein

Husainah                                  : panggilan untuk Sayyidina Husein

Wa husainah wa abtah              : panggilan sukainah saat memanggil ayahnya    

Barak                                        : tempat berdiam sementaraLembing                                   : tombak 

1 thought on “Balada Sayyidah Sukainah”

  1. Galih Agus Santoso

    Sukainah, cucu nabi yang cerdas, penyair hebat, rumahnya menjadi tempat para penyair dan penerjemah berdiskusi, gaya rambutnya menjadi tren di Madinah waktu itu, perjuangannya membela kaum perempuan dari ketidakadilan sistem poligami membuatnya banyak dipuji, disaat kaum Quraish menjadikan perempuan sebagai masyarakat kelas kedua, ia memperjuangkan hak kaum perempuan.

Leave a Comment

Your email address will not be published.

Scroll to Top
× Hubungi kami