puisi

Setelah Kapal-kapal Bergerak ke Ampenan

Oleh: Ilham Rabbani “Kau hanya tahu: tak ada yang dibentangkan lengkung langit selain cuaca buruk jelang penghabisan; lalu jauh, jauh sekali, juga tak ada yang didirikan oleh daratan selain aral melintang dan sisa-sisa detak pelabuhan di Kayangan— kapal-kapal pun bergerak ke Ampenan.” Di sini, kau (masih) coba membaca juga menerabas kabut, sembari hati-hati menjejaki tanah …

Setelah Kapal-kapal Bergerak ke Ampenan Read More »

Nyai

Oleh: MA. Fauzan Al Riyadh Panjaitan Ia bertaruh; dalam matanya tergambar peta nusantara beserta ekspedisi rempah-rempah, perjalanan jalur sutera, revolusi perancis, dan pekerja terusan suez memimpikan mayat mayat yang tumbuh di halaman belakang. Di punggungnya, ia lukiskan sungai paris dan surat sajak kepada anak lelaki yang menjadi penyair di negeri sendiri. 1/ Saat kawan seusianya …

Nyai Read More »

Astabrata

Oleh: Ian Hasan kisma/ tatkala ibu mengajariku setia menanam darma, menyemai benih-benih cinta kau bergeming di satu paragraf panjang tentang derita atas janji yang diingkari imbas pengkhianatan menorehkan luka sewarna dendam tak kunjung kering dijerat hasrat abadi untuk melawan sejumlah binatang bernaluri serakah kerap sembunyi di balik dinding bilik-bilik pemujaan di kepala tirta/ kesadaranku karam …

Astabrata Read More »

Orang-Orang Tersingkir

Oleh: Yuditeha orang-orang dewasa yang arogan telah menandai tawa sebagai cakar memanjang yang kekelamannya meruangi langit sementara kau hanya punya kesaktian alami berwarna jambon di ufuk cakrawala kelu tempat di mana kau menampung riuh dan segala luka yang berhiaskan luh cita-cita pelangi yang kau amini ingin memakai warna abu-abu agar terhindar dari bahaya laknat karena …

Orang-Orang Tersingkir Read More »

SEBELUM HARI MENGEPUNGMU DENGAN CUACA BURUK DI KEPALA

Oleh: Trybuana Tunggal Dewi Rahmadani Kutuliskan catatan-catatan peringatan hidup sederhana: Catatan #1 – Selalu ada kemalangan bersembunyi di balik dongeng-dongeng megah, seperti misalnya: mencintailah dengan membatu meski dalam lubang hitam, pada suatu waktu, kecemasanmu yang keruh bergegas menuju pelukan ketiadaan. Sekalipun tidak. Selalu ada kemalangan sembunyi bergelagat serigala-serigala, ketika malam mewujud lagu-lagu pengantar mimpi buruk, …

SEBELUM HARI MENGEPUNGMU DENGAN CUACA BURUK DI KEPALA Read More »

SENARAI MEMORABILIA IBUNDA

Oleh: Ibrahim Rasyid Zamzami (Dapur) seperti juga ibunda, merebahkan sayap-sayap ke pelupuk malam menelaah pintu pendiangan; engkau singgah dan memercik cahaya, menyempurnakan hidangan di belanga, biar gosong muka dan kaki : menumbalkan diri demi anak-anak dan suami. gelas-gelas bersulang dengan tulang-belulangmu keringat menari sembarang di tegel-tegel kayu muara bayangan terpecah belah terhunus sepasang lentera merah …

SENARAI MEMORABILIA IBUNDA Read More »

Bingkai Fotomu, Amel Hodžić, Ialah Katedral Masa Lalu

Oleh: Puisi Nafi Abdillah Mendapatimu lagi dalam bingkai rangka raut yang beku,  telah kutampung berpotong alasan untuk kembali menyusuri katedral masa lalu. Meski kini kutemukan bentuk syukur paling terukur   ialah tak lagi kujumpai perasaanmu yang sakit sebab menyerap berlarat hati. Sungguh, usai pengembaraan riangmu dari dunia yang tak genap, telah kaureguk berbotol takdir yang …

Bingkai Fotomu, Amel Hodžić, Ialah Katedral Masa Lalu Read More »

Mockingbird

Oleh: Adnan Guntur Aku butuh mendengarkanmu, di suatu pagi, hujan jatuh tepat di kelakianku, Sehabis mandi, lalu-lalang mobil dan sepeda motor, memberhentikan seorang ibu yang mendorong gerobak kecil, aku ingin nyebrang, mendirikan tenda, menumpahkan minyak dan membakar negara, namun aku keburu pergi mengenakan headset suara Eminem yang menggema, pitch yang berat dan Syllabes yang padat, …

Mockingbird Read More »

VIA DOLOROSA

Oleh: Ludy Jalla “Eli, Eli Lama Sabachthani!” Tiba tidak mengetuk. Penuh angkuh masuk. Duduk di pangkuan nyawa, pura-pura lembut merenggut. Tanpa sahutan kepok sundung*, tetapi tiba pada waktu paling lemah, usia paling lengah, lalu ratapan adalah estafet nafas-nafas yang fana. Bukan tamu tetapi maut. Bukan hantu tetapi Tuhan menciptakan ajal umpama sarkas paling keramat buat …

VIA DOLOROSA Read More »

Scroll to Top
× Hubungi kami