Ian Hasan
adalah detik-detik yang memanjang
selambat harapan terentang
“bilamana anak-anak kita pulang?”
tapi malam-malam tak pernah sepi
doa-doa kita bergadang setangguh waktu
adapun kesunyian hanyalah rindu
yang kita biarkan mati rasa
mungkin pagi kita pernah koyak
remah dan lapuk tergolek di ranjang
sembari menatap lembaran foto
cucu-cucu kesayangan
mungkin senja pun telah meredup
saat laju kenangan kita lindap
dan selamanya terhenti
di hari kau diam-diam pergi
menyambut maut
dan tak ada yang bisa memaksa
hari-hariku berlanjut bagai semula
meski kubayangkan wajahmu meminta
“adakah kita pulang ke rumah yang sama?”
Karanganyar, November 2022