blog

Dimarifa Dy

Puisi 05 Jan 2025

Kabar-Kabar dari Kota Kami

 

-Kepada Sri-

 

lihat wajah malam kota kami, Sri

seperti perempuan tua

yang kehilangan tongkatnya

terus mengomel tentang warna gedung

yang tak berubah. Tidak ada cinta

tidak ada kita

cinta itu dongeng, ketawa itu fantasi

dengarlah, suara fals pengamen

lagunya membosankan seperti lampu jalan

 

orang-orang bernyanyi tentang negeri

dua musim

pertemuan segala hal yang baik

perjamuan semua yang istimewa

khatulistiwa. Gemahripah

sawah-sawah

 

mereka terus menyamar jadi orang suku

yang suka menembus dingin

ada orang yang mati lagi di sana

jasadnya belum ketemu

jasad itu tak pernah ditemukan

sewaktu waktu berganti telaga

tidak ada sawah-sawah, tidak ada perjamuan

 

kemudian pada malam-malam neraka

beberapa masih menunggu keajaiban

siapa tahu dari mulutnya yang berbau

minuman keras, menjadi kabut

dan sudi melompati kamarmu yang

megah

jalan jalan terus menyempit

halaman mereka semakin luas

bulan membakar kalender kusam

jangan heran, dunia telah lama

kehilangan marwahnya

 

kau tahu, Sri. Mungkin sebenarnya hujan

bukan pertanda baik

setiap alam beresonansi sejak purba

dibunyikannya sebagai alarm kecil-kecil

diganggunya sela breaking news

itu tak lebih amarah dari sebuah gambar

yang kau takuti itu

 

cerobong hitam, burung-burung gereja

mengundang pekikan lemah iklan layanan

kau ingat deklamasi indah itu dulu, Sri

aku memasangnya samping baliho calon

kepala kota

demi Tuhan, apa menurutmu hujan hanya

sekumpulan katarsis

 

kita semakin kehabisan rel kereta

para pelacur berderet dengan mata kelinci

selamat malam Tuhan

malam ini tidak ada doa!

 

2024

Baca Lebih Banyak

Puisi

blog

Rosalia S. Omega Pitaloka

Kelahiran Peta Kematian

Puisi

blog

Darwanto

Ode Hutan Tropis

Puisi

blog

Fisabella Ayuning Putri Utami

Memeluk Dermaga

Puisi

blog

Ade Kurniawan

Sketsa Kematian Bapak

Puisi

blog

Keisha Hendrikchan

Hujan

Puisi

blog

Safinah Zahroh

Tetesan Sungai ‘Adn

Puisi

blog

Eva Listia

Kota Ibu

Puisi

blog

Salwa Maulida

PARASIT

Puisi

blog

Mutia Nasution

Corona Masih Jauh

Puisi

blog

Ratih Mukhtar

Kebahagiaan di Ruang Guru