blog

Firdays Royhillatul Hamzah

Puisi 05 Jan 2025

Membaca Resep Rindu

 

kopi di meja itu masih hitam legam

seperti sisa-sisa malam

yang enggan dicuci

cangkirnya beradu mata denganku

mengingatkan tangan yang dulu rajin mengaduknya

dengan doa

 

di dapur ini

di setiap sudutnya berlumutan kenangan

yang enggan luruh dari ingatan

di dinding

segala perkakas menggantung seperti penyesalan

sedang kompor tua itu bermandikan debu

tak lagi menyalakan cinta

korek api menggigil disisi punggungnya

sambil meratapi nasibnya sendiri

kehilangan jari yang mengerti cara menghidupkannya

 

di bawah kolong meja

wajan menyingkap muka dan menyembunyikan perutnya

seolah takut menampung

hujan bawang yang tak lagi turun

dan kubuka lemari

kutemukan piring-piring pucat

pisau mengkilap

gelas-gelas kosong dan sekawanannya

hampa seperti kuburan

di tengah dapur yang penuh kebisingan

 

lalu kupandangi kalender

tanggal-tanggalnya gugur

membawa ibu pergi

meninggalkan jejak tahun

yang terlalu berat kulumat sendiri

 

dapur ini dulu kerajaan kecilnya,

tempat ia mengubah lapar kehilangan jati diri

kini lapar itu kembali bertakhta

dipuncak kepala

dipalung kaki

dan membawaku menyelami luka duka dan derita

dan aku

selamanya

ialah

seorang anak yang terlalu lambat

memahami cara membaca resep rindu

Baca Lebih Banyak

Puisi

blog

Rosalia S. Omega Pitaloka

Kelahiran Peta Kematian

Puisi

blog

Darwanto

Ode Hutan Tropis

Puisi

blog

Fisabella Ayuning Putri Utami

Memeluk Dermaga

Puisi

blog

Ade Kurniawan

Sketsa Kematian Bapak

Puisi

blog

Keisha Hendrikchan

Hujan

Puisi

blog

Safinah Zahroh

Tetesan Sungai ‘Adn

Puisi

blog

Eva Listia

Kota Ibu

Puisi

blog

Salwa Maulida

PARASIT

Puisi

blog

Mutia Nasution

Corona Masih Jauh

Puisi

blog

Ratih Mukhtar

Kebahagiaan di Ruang Guru