Membaca Resep Rindu
kopi di meja itu masih hitam legam
seperti sisa-sisa malam
yang enggan dicuci
cangkirnya beradu mata denganku
mengingatkan tangan yang dulu rajin mengaduknya
dengan doa
di dapur ini
di setiap sudutnya berlumutan kenangan
yang enggan luruh dari ingatan
di dinding
segala perkakas menggantung seperti penyesalan
sedang kompor tua itu bermandikan debu
tak lagi menyalakan cinta
korek api menggigil disisi punggungnya
sambil meratapi nasibnya sendiri
kehilangan jari yang mengerti cara menghidupkannya
di bawah kolong meja
wajan menyingkap muka dan menyembunyikan perutnya
seolah takut menampung
hujan bawang yang tak lagi turun
dan kubuka lemari
kutemukan piring-piring pucat
pisau mengkilap
gelas-gelas kosong dan sekawanannya
hampa seperti kuburan
di tengah dapur yang penuh kebisingan
lalu kupandangi kalender
tanggal-tanggalnya gugur
membawa ibu pergi
meninggalkan jejak tahun
yang terlalu berat kulumat sendiri
dapur ini dulu kerajaan kecilnya,
tempat ia mengubah lapar kehilangan jati diri
kini lapar itu kembali bertakhta
dipuncak kepala
dipalung kaki
dan membawaku menyelami luka duka dan derita
dan aku
selamanya
ialah
seorang anak yang terlalu lambat
memahami cara membaca resep rindu
Baca Lebih Banyak