Rasyid Yudhistira
MATAHARI MEMBELAH TUBUHMU DAN MEREKA TAK TAHU ITU
Kenapa terburu-buru
untuk menunjuk ke atas
dan bertanya kapan akan dibelah?
Kau tentu tahu
siapa siapa
yang menunggu itu.
Kau hanya lupa
tidak semua mengerti
cara untuk menjadi ahli duka
yang gemar beradu tabah
Kau hanya cemas
barangkali ada yang diam-diam
menulis riwayat doamu
Kau hanya gusar
jika engkau bertemu cermin
yang pandai menafsir tiap luka.
Kau takut untuk mengurungkan niatmu
Matahari membelah tiap dukamu
dan apapun yang dibisikkan—menjadikan matamu makin nanar.
Matahari membelah tubuhmu
dan menemukan huruf-huruf yang hilang.
Mereka tak tahu itu dan hanya ingin terlibat saja.