Karya: Adenar Dirham
Di puncak Arjuno
menuju Bumiaji
mendung menggulung kampung.
Malam menuba siang
hari demi hari serupa petang
membayang uban memanjang
mengantar ke pembaringan.
Malang-Kediri
sepanjang jalan kita temukan
tumpukan jasad bertumbukan
dikutuk menjelma batu.
Malang-Jombang
kami telah menemukanmu
di antara pohon kenangan
juga detak tanah.
Daratan mendirikan barak,
barak-barak digulung ombak.
Di punggung Gunung Pandennan
menuju kaki Welirang
kau memungut kesedihan
dari kandang meronta-ronta kehilangan.
Jalan-jalan jadi cerita hantu
yang diolok-olok sejarah.
Hari ini, kau menikahi batu
meski amuk ombak
melumat tubuhmu
dalam keterasingan.
(Yogyakarta, 2021)