Perangai dan Tikai

Oleh: Putri M. A. Erline

Pada kertas beringsut putih

sejarah mengabarkan tata cara

cawan emas menurunkan tahta

ke meja-meja kayu

atau tikar

sederhana.

Kepul asap membawa pulang

hasil tambang, buah dan ikan.

Kini, deru mengubur asap.

Peron-peron berubah warna

mencangking sisa-sisa keringat

yang dibawa kepikunan.

Dulu, kau tak akan lihat

bagaimana hati membiru

saat sinyal terputus-putus.

Atau bagaimana air mata

mudah diperjualbelikan.

Tidak. Tidak. Ini langit yang sama

tempat Megalodon atau Coelacanth

atau lainnya. Ini masih di planet ketiga tata surya

saat mangsa dan pemangsa

saling mendaratkan

kepunahan-kepunahan.

1 thought on “Perangai dan Tikai”

  1. Puisinya bagus. Saya menikmati sekali. Bagaimana perubahan yang terjadi bergitu cepat, kita kehilangan arah untuk diam dan berefleksi soal hidup.

Leave a Comment

Your email address will not be published.

Scroll to Top
× Hubungi kami