Oleh: Rendi A. Rahman
Yang ia cari awalnya sebuah jeda:
Perhentian di antara tiba dan berangkat
Batas cukup sebelum diri kosong kembali.
Ia ingat-ingat lagi pencarian
Ke mana pergi dan kisah yang diceritakan jejak-jejaknya:
Jauh di gunungan usia yang kian tinggi, ia yakin
Tersembunyi mata air yang mengalirkan air kelapa
Bahwa di celah antara tebing nasib dan takdir
Ada lembah yang tanahnya wangi anggur
Jika endapan pedih dikubur dalam-dalam di tanah itu
Padi-padi huma tumbuh sepanjang musim hujan
Matang setelah hitungan tiga puluh kemarau berpuasa
Berasnya merah mengilat seperti delima
Rasanya manis seperti kurma.
Sesampai di inti jiwa:
Dasar liang pusaran yang berputar tiada henti.
Maut menjelma batu-batu bercahaya
Mata sempit lihat sekedip, buta seumur-umur
Sedang di puncak rengah embus napas
Ia dapati keberadaan sebatas tembikar papa
Lumut melapuki, jamur sukujur-kujur
Retak di sana-sini, tubuh dan kata-katanya.
2021