Pengumuman Pemenang
Festival Cipta Puisi Nasional 2021
Funmin ucapkan terima kasih kepada peserta Festival Cipta Puisi Nasional 2021 yang telah mengirimkan karya terbaiknya. Selamat bagi para pemenang dan finalis 200 puisi terbaik. Bagi Funners yang belum menjadi juara, tetaplah berkarya dan tetap semangat untuk mengembangkan kemampuan menulis. Hari esok masih ada bagi Funners untuk terus belajar dan berkembang. Funmin percaya, kita semua akan dapat mencapai hasil yang terbaik.
Kepada pemenang, akan dihubungi langsung oleh Kak Anisa melalui nomor 0856-0760-5498. Harap berhati-hati apabila dihubungi oleh nomor tidak dikenal mengatasnamakan Fun Bahasa untuk menghindari penipuan.
Fasilitas lomba akan mulai dikirim pada tanggal 20 September 2021 melalui surel masing-masing. Apabila tidak ada di kotak masuk, segera periksa di folder spam. Jika masih belum ada, bisa langsung segera hubungi narahubung, ya.
Salam literasi,
Fun Bahasa
CATATAN PENJURIAN
- Yusril Ihza F. A.
Kini sejarah tidak lagi sekadar menawarkan luka atau kemenangan bagi penguasa, sejarah menawarkan sesuatu yang lebih dalam dari keduanya yaitu pemahaman filosofis. Lewat pemahaman filosofis sejarah dapat disusun, dibentuk, dilihat, dan ditulis sesuai kacamata subjek sehingga sejarah berdiri di depan maupun di belakang subjek. Pemahaman filosofis ini menjadikan sejarah lebih renyah, ringan, dan memberi harapan kehidupan, atau bahkan juga lebih kejam dari peristiwa pembunuhan – dalam pemahaman secara harfiah. Begitupun sebagian besar peserta lebih banyak menulis puisi dengan kontruksi sejarah sebagai matrial utamanya, sehingga sedikit sulit untuk membedakan diri sang penyair dan diri sang liyan dalam puisi. Kesulitan membedakan ini bukan bermaksud mencari kedekatan puisi dengan kehidupan penyair, namun lebih kepada pertanyaan seberapa jauh teks puisi menyelami peristiwa sejarah, sehingga tercipta kedekatan antara puisi dan ideologi sang penyair?
SETELAH KAPAL-KAPAL BERGERAK KE AMPENAN – Ilham Rabbani
Suatu peristiwa dalam bingkai sejarah biasanya berhenti ketika tak ada lagi yang mengingat sekaligus yang menuturkan. Seolah persistiwa itu berlari begitu saja seperti waktu yang tak memberi jeda untuk kesedihan. Dalam puisi Setelah Kapal-kapal Bergerak Ke Ampenan, peristiwa hadir bukan sekadar mengulang jalan cerita kejadiannya, namun semacam ada kecenderungan menuturkan luka baru milik masa silam demi suatu misi tertentu untuk memahami arti dari selintas memori yang kerap dilupakan.
NYAI – MA. Fauzan Al Riyadh Panjaitan
Ada hal yang menarik ketika laki-laki membicarakan feminisme, barangkali tentang penolakan sekaligus pengkultusan dimana keduanya saling bersihtegang. Perempuan sebagai subaltern – seperti kata Spivak, suaranya selalu diwakilkan. Mereka tidak bebas memilih kehendak di tengah kedua kultur yang bertentangan, sehingga ada ambivalensi dalam kehidupannya. Begitupun dalam puisi Nyai – sebutan perempuan yang dinikahi oleh Tuan dari Eropa – ia dibicarakan, diobjektifikasikan, yang barangkali hanya sebatas sentuhan, walau ada sedikit upaya untuk meresistensi suatu kejadian masa silam. Sedikit ironi memang.
ASTABRATA – Ian Hasan
Bisa dikatakan laku puisi adalah laku penyair, atau bisa jadi juga bukan dan mungkin hanya kepura-puraan belaka. Memahami ajaran jawa temtu saja tidak cukup sekadar membaca sejarah, melogikakan hal yang sublim, atau menarasikan ajaran dalam bentuk tulisan. Seperti Astabrata misalnya, dibutuhkan ketekunan untuk mencapai tataran estetis ajaran jawa dalam bentuk puisi. Ada hal yang digaungkan juga ada hal yang ditinggalkan, kedua hal inilah yang membentuk tubuh puisi. Meskipun hal-hal yang ditinggalkan mejadi bagian yang kerap luput sebagai cerminan laku kehidupan sekaligus bagian dari ruh puisi itu sendiri.
Dalam penilaian, kami tegaskan bahwa juara bukanlah satu-satunya yang terbaik, namun kembali ke konteks semula, yaitu memilih juara untuk kebutuhan kompetisi menulis yang mana penilaian sudah ditentukan dengan kriteria-kriteria khusus oleh penyelenggara, sehingga kami berusaha seobjektif mungkin dan tanpa tendensi apapun dalam melakukan penilaian. Besar harapan kami kepada seluruh peserta untuk memahami bahwa kompetisi bukan tolak ukur utama keberhasilan seorang penyair. Demikian disampaikan agar keberhasilan suatu karya dalam kompetisi bukanlah menjadi batas maupun halangan bagi penyair dalam menuangkan ide kreatifnya. Karena dengan begitu, puisi layak tumbuh sesuai apa yang ada dalam benak penyair, dan bukan mengekor atas keberhasilan puisi lain dalam suatu kompetisi.
2. Nanda Alifya Rahmah
Hal paling terasa ketika membaca seluruh puisi yang masuk ke redaksi penjurian adalah kemunculan puisi naratif. Di mana peristiwa menjadi dasar ruang puitik.
Bentuk puisi yang sejenis itu memposisikan penyairnya sebagai pengisah . Namun ada perbedaan yang besar antara pengisah dalam puisi dan pengisah dalam prosa maupun drama. Tanpa bermaksud memberi batas yang kuno terhadap ketiga jenis karya fiksi ini.
Pengisah dalam puisi naratif punya beban menyampaikan “daya puitik” yang lebih besar dibanding dalam prosa atau drama.
Maka sederhananya, pemenang dalam LCPN 2021 ini adalah puisi yang kami nilai paling berhasil menampilkan diri sebagai pengisah dan pembangun daya puitik dalam peristiwa – selain soal kesegaran tematik, gaya, dll. Baik melalui keterlibatan langsung antara pengisah dengan peristiwa yang dikisahkan, maupun keterlibatan yang tidak langsung. Mereka adalah puisi-puisi yang berhasil membentuk semacam ruang mambung di mana pembaca bisa menghadirkan diri kembali, bersama semua yang didapatkan saat dan setelah membaca.
List PemenangLomba Menulis Puisi Nasional 2021
No | Nama | Judul Puisi | Peringkat | |
---|---|---|---|---|
1 | Ilham Rabbani | Setelah Kapal-kapal Bergerak Ke Ampenan | JUARA 1 | @banipostol |
2 | MA. Fauzan Al Riyadh Panjaitan | Nyai | JUARA 2 | epilogmalam |
3 | Ian Hasan | Astabrata | JUARA 3 | ianhasan_1981 |
4 | Yuditeha | Orang-Orang Tersingkir | JUARA FAVORIT | @yuditeha2 |
5 | Daruz Armedian | Kampuchea Dalam Tiga Peristiwa | JUARA FAVORIT | @daruzarmedian |
6 | Trybuana Tunggal Dewi Rahmadani | Sebelum Hari Mengepungmu dengan Cuaca Buruk di Kepala | JUARA FAVORIT | @rahmaaa.dani |
7 | Ibrahim Rasyid Zamzami | Senarai Memorabilia Ibunda | Finalis 10 Puisi Terbaik | @rasyidzamzami44 |
8 | Nafi Abdillah | Bingkai Fotomu, Amel Hodžić, Ialah Katedral Masa Lalu | Finalis 10 Puisi Terbaik | @naf.iab |
9 | Adnan Guntur | Mockingbird | Finalis 10 Puisi Terbaik | pem.belajar_ |
10 | Ludy Jalla | Via Dolorosa | Finalis 10 Puisi Terbaik | Ldjalla |
11 | Dadang Ari Murtono | Perambah | Finalis 50 Puisi Terbaik | damdam842020 |
12 | Ibrahim Rasyid Zamzami | Di Hadapan Cuaca | Finalis 50 Puisi Terbaik | @rasyidzamzami45 |
13 | Ilham Nuryadi Akbar | Di Jala Nelayan, Seekor Ikan Tak Pernah Bersedih | Finalis 50 Puisi Terbaik | ilhamfellow |
14 | Sapta Arif Nur Wahyudin | Gutenberg, Kisah Peradaban Masa Silam | Finalis 50 Puisi Terbaik | @saptaarif |
15 | Adnan Guntur | Surabaya, Menjelma Kesendirian | Finalis 50 Puisi Terbaik | pem.belajar_ |
16 | Rasyid Yudhistira | Membaca Maria dalam Tiga Jam | Finalis 50 Puisi Terbaik | @____yudhistira |
17 | Ridha Kusmawardhaningrum | Altar, Peti Mati dan Cerita yang Telah Usai | Finalis 50 Puisi Terbaik | Ridhakusmawar |
18 | Ilham Rabbani | Siasat di Atas Gelombang | Finalis 50 Puisi Terbaik | @banipostol |
19 | Anindita Buyung Pribadi | Tak Ada Lagi Litani yang Mukim di Rumah-Rumah Ibadah | Finalis 50 Puisi Terbaik | aninditabuy |
20 | Ilham Nuryadi Akbar | Perempuan Penyulam Kafan | Finalis 50 Puisi Terbaik | ilhamfellow |
21 | Imara Tiofany | Jalan dan Jerat Rindu Yang Sesat | Finalis 50 Puisi Terbaik | Imaratiofanyxx__ |
22 | Joko Rabsodi | Rapuh Mencari Jalan Pulang | Finalis 50 Puisi Terbaik | rin_joko |
23 | Marwita Oktaviana | Di Balik Dadak Merak | Finalis 50 Puisi Terbaik | @marwita_oktaviana |
24 | Syifa Maulida Rawiana | Laki-Laki Dari Mars, Perempuan Dari Venus | Finalis 50 Puisi Terbaik | syif.mld |
25 | Dra. Mariana Pranoto, M.M. | Amboi Nikmatnya | Finalis 50 Puisi Terbaik | marianapranoto |
26 | Ilham Rabbani | Pejanggik, Xvii : Pemban Mas Komala Kusuma | Finalis 50 Puisi Terbaik | @banipostol |
27 | Joko Rabsodi | Aku Diam Seperti Kronos | Finalis 50 Puisi Terbaik | rin_joko |
28 | Adi Subiantoro | Kipas Angin Marsum | Finalis 50 Puisi Terbaik | @rusa_utara |
29 | Suhandayana | Namamu Tak Kucatat | Finalis 50 Puisi Terbaik | suhandayana_day |
30 | Joko Rabsodi | Kematian Tanpa Kisi-Kisi | Finalis 50 Puisi Terbaik | rin_joko |
31 | Muhammad Asqalani Eneste | Satu Hidup, Dua Cinta, Tiga Cita-Cita, Empat Rahasia | Finalis 50 Puisi Terbaik | muhammadasqalanie |
32 | Adnan Guntur | Nyanyian Hitam | Finalis 50 Puisi Terbaik | pem.belajar_ |
33 | Ahmad Zufar | Sekebun Perak di Kepala Ibu | Finalis 50 Puisi Terbaik | ahmadzufar_ |
34 | Budianto Sutrisno | Vox Populi Vox Dei? | Finalis 50 Puisi Terbaik | @budianto.s |
35 | Hendra Gunawan | Bumi Adalah Kita | Finalis 50 Puisi Terbaik | haidar_ghazali |
36 | Hulalang Sundusiyah | Teruntuk Penerima Surat, 1812 | Finalis 50 Puisi Terbaik | @hulaasyh_ |
37 | I Nyoman Buda Arimbawa | Ayat-Ayat Senja | Finalis 50 Puisi Terbaik | buda_arimbawa |
38 | Ilham Nuryadi Akbar | Asal Mula Gayung Love | Finalis 50 Puisi Terbaik | ilhamfellow |
39 | Iqlima Riawan | Sorak Sorai Renjana | Finalis 50 Puisi Terbaik | @milroxies |
40 | Luh Titis Anggalih | Candramawa Arunika | Finalis 50 Puisi Terbaik | luh_titis |
41 | Pusvi Defi | Bertandang Ke Kota Tua Ampenan | Finalis 50 Puisi Terbaik | Pusvidefi |
42 | Brigita Sari Kusuma Cahyany | Dimensi Rasa Dalam Khayal | Finalis 50 Puisi Terbaik | @brigittaa.chy |
43 | Khodadad Azizi | Sepulang Dari Luar | Finalis 50 Puisi Terbaik | khddazizi |
44 | Ahmad Redho Nugraha | Derap Detik | Finalis 50 Puisi Terbaik | ahmadredhonugraha |
45 | Maharani Laksmi Dewi | Tapak Kaki Ibunda | Finalis 50 Puisi Terbaik | @raneydew |
46 | Agnes Pratiwi Senduk | Katanya di Rumah Pembaca | Finalis 50 Puisi Terbaik | @kata.log_s.a.s.tra |
47 | Muhammad Syahdan Keliat | Pemulung Rokok | Finalis 50 Puisi Terbaik | katasyahdan |
48 | Rahmad Dwi Ferdyan | Selembar Lagi | Finalis 50 Puisi Terbaik | rah_maddwi |
49 | Andina Nafisa P. F. | Perbatasan Hidup dan Mati, Dipaksa Hidup Meskipun Sekarat | Finalis 50 Puisi Terbaik | @aanndinaf_ |
50 | David Haryo Bimo Dewanto | Manusia Berkedok Tuhan | Finalis 50 Puisi Terbaik | @david.owl18 |
51 | Juan Adriel Rudy | Semua Tahu, Tapi Berpaling | Finalis 100 Puisi Terbaik | rjuan_adriel |
52 | Junreimon Sihotang | Akhir Bahagia | Finalis 100 Puisi Terbaik | @jeritandiam |
53 | Lilik Gunawan, SS | Raung Tawa Air Mata Sumiati | Finalis 100 Puisi Terbaik | jejakpalmarjambi |
54 | Muhammad Syahdan Keliat | Skizofrenia | Finalis 100 Puisi Terbaik | katasyahdan |
55 | Najma Fatimatuz Zakiyah | Kepada Nuhaikah Basori | Finalis 100 Puisi Terbaik | @al.arifah_ |
56 | Narendra Brahmantyo K.R. | Sandiwara Pulang | Finalis 100 Puisi Terbaik | |
57 | Putri M. A. Erline | Tertawan | Finalis 100 Puisi Terbaik | @putri26maryam |
58 | Rasyid Yudhistira | Matahari Lahir Dari Ibu dan Ayah Yang Hangus | Finalis 100 Puisi Terbaik | @____yudhistira |
59 | Rialita Fithra Asmara | Sajak Tak Pernah Bisa | Finalis 100 Puisi Terbaik | Rialita Sastra |
60 | Teuku Argya Amanda | Bersabda Tanah dan Laut Bumi Rencong | Finalis 100 Puisi Terbaik | teukuargya |
61 | Thaibah Astariani | Di Balik Senandung Ibu | Finalis 100 Puisi Terbaik | thaibahastryn |
62 | Citra Nur Anggraeni | Cerita Si Gagak Hitam | Finalis 100 Puisi Terbaik | @citranoora |
63 | Rahmad Dwi Ferdyan | Hari-Hari Emas | Finalis 100 Puisi Terbaik | rah_maddwi |
64 | Yunita Resti Ayu | Perempuan Berkumis Tipis | Finalis 100 Puisi Terbaik | @yureaaaa |
65 | A.D Gunawan | Komedi Portal | Finalis 100 Puisi Terbaik | @ad.gunawan |
66 | Ahmad Redho Nugraha | Cermin di Tiang Jalan | Finalis 100 Puisi Terbaik | ahmadredhonugraha |
67 | Azra Kamilah | Gadis Bermata Cokelat | Finalis 100 Puisi Terbaik | azrkmlh |
68 | Barrotul Walidain | Sibuk yang Kau Peristri | Finalis 100 Puisi Terbaik | @annuqayah.lubangsaputri |
69 | Billy Jeremia Tando | Aku di Dua Ribu Dua Satu | Finalis 100 Puisi Terbaik | billy.j.t |
70 | David Haryo Bimo Dewanto | Pada Cermin | Finalis 100 Puisi Terbaik | @citranoora |
71 | Dewi Habibatul Alawiyah | Matipun Harusnya Kau Izin Padaku Dulu | Finalis 100 Puisi Terbaik | habdewi |
72 | Diva Akmalita Kautsari | Peluk Dingin Dari Kota yang Jauh | Finalis 100 Puisi Terbaik | @divaakka_ |
73 | Dwi Jumiatun | Dimensi Hati | Finalis 100 Puisi Terbaik | jumiatundwi |
74 | Kuntum Mar-atuzzaakiyah | Manusia Setengah Sayap | Finalis 100 Puisi Terbaik | catlover12__ |
75 | Milatus Sa’diyah | Tari Baksa Kembang; Wanita yang Berhenti Menari | Finalis 100 Puisi Terbaik | |
76 | Muhammad Alif Farhan | Sastra dan Mesin Waktu | Finalis 100 Puisi Terbaik | maliffarhan_ |
77 | Nabila Alya Callista | Fana Yang Tamat | Finalis 100 Puisi Terbaik | nabilalya_cal |
78 | Narendra Brahmantyo K.R. | Konferensi Meja Pudar | Finalis 100 Puisi Terbaik | |
79 | Nabilah Muthmainnah | Seharusnya, Kenyataannya Adalah Tidak | Finalis 100 Puisi Terbaik | abelabilah |
80 | NGABDILLAH NURYAHYA | Menjamu Dirgahayu | Finalis 100 Puisi Terbaik | @ngabdillahnuryahya18 |
81 | Nur Cholish Majid | Danau Semayang di Musim Pasang | Finalis 100 Puisi Terbaik | @nur_cholish_majid |
82 | Ocnatias Eka Saputri, S.Kep., M.Psi. | Punggung Pribumi | Finalis 100 Puisi Terbaik | @tiasekaputri |
83 | Putu Ratna Indriyani Manik | Imajinasi Lupa Diri | Finalis 100 Puisi Terbaik | poet_oe |
84 | Rahmad Dwi Ferdyan | Pemuda Perebut Garis Tuhan | Finalis 100 Puisi Terbaik | rah_maddwi |
85 | Rialita Fithra Asmara | Nyanyian Para Murid | Finalis 100 Puisi Terbaik | Rialita Sastra |
86 | Sunardi | Pemuda Harapan Bangsa | Finalis 100 Puisi Terbaik | sunardiekamalika |
87 | Dwi Jumiatun | Menaksir Sangkala | Finalis 100 Puisi Terbaik | jumiatundwi |
88 | Hana Fairuza Adnan | Dunia, Surga Fanamu | Finalis 100 Puisi Terbaik | aeshin.co |
89 | Kartik Salokatama | Kurban Diri | Finalis 100 Puisi Terbaik | kartiktama |
90 | Narendra Brahmantyo K.R. | Tandang Materi | Finalis 100 Puisi Terbaik | |
91 | Ilham Putra Hermawanto | Kasih Sayang Mamah | Finalis 100 Puisi Terbaik | ilhmptr.h |
92 | Jennifer Brenda Lukman | Musafir Tak Diundang | Finalis 100 Puisi Terbaik | jennicanace |
93 | Rini Fatmawati | Angin dan Pelariannya | Finalis 100 Puisi Terbaik | @_riniyang |
94 | Surya Widhi Prakosa | Pribadi Punya Arti | Finalis 100 Puisi Terbaik | prakosasuryawidhi |
95 | ‘Izzah Ni’mah | Mencari Perhatian Tuhan | Finalis 100 Puisi Terbaik | izzanm_ |
96 | Andrey Eka Putra | Kota 4 | Finalis 100 Puisi Terbaik | Apramaverick2 |
97 | Dennis Pratamaputra | Ronin | Finalis 100 Puisi Terbaik | @dennis.pratama128 |
98 | Desy Rachmawati | Perosok Keadilan | Finalis 100 Puisi Terbaik | desyy.rh |
99 | Dwi Jyoti Mandalika | Tutur Seorang Penipu | Finalis 100 Puisi Terbaik | djmandalika |
100 | Ega Satya Nugraha | Sang Bhayangkara Penjaga Negeri | Finalis 100 Puisi Terbaik | egasn99 |
101 | Fadhilah Rahmawati | Merajut Pilu | Finalis 200 Puisi Terbaik | Fadhilah.887 |
102 | Fani Karina Astrini | Merdeka atau Mati | Finalis 200 Puisi Terbaik | Bharbul |
103 | Indah Leony Suwarno | Jejak-Jejak yang Pasti | Finalis 200 Puisi Terbaik | @indahleony_ |
104 | Meisya Sukmarani | Ayah | Finalis 200 Puisi Terbaik | @memeisyaskmarn25 |
105 | Ratna Dewi Kumalasari | Bayangan 120 | Finalis 200 Puisi Terbaik | renjana_kumala |
106 | Rika Horifatiyah | Kerontang | Finalis 200 Puisi Terbaik | rikahorifatiyah_ |
107 | Sari Nur Indrawati | Bekerja Sama dengan Malam | Finalis 200 Puisi Terbaik | sarinurindrawati_ |
108 | Sofiyah Liriyani | Anugerahmu | Finalis 200 Puisi Terbaik | Piya.sofiyah |
109 | Syafina Dewi Mashitoh | Di Antara Kata Kerja | Finalis 200 Puisi Terbaik | @syafinaadem |
110 | Azmi Amaliyatul Amanah | Layar Dunia Hampa | Finalis 200 Puisi Terbaik | amiiamlyh |
111 | Dinda Ayu Safitri | Pilu | Finalis 200 Puisi Terbaik | @qwertydinn |
112 | Ebi Langkung | Penyair Digital | Finalis 200 Puisi Terbaik | @tungkukata |
113 | Erlina Bukokerei Sadodolu | Tidak Ada Yang Mustahil Jika Tekun | Finalis 200 Puisi Terbaik | @sabukokerei97, @herlina_sabukokerei9 |
114 | Fahmi Zen | Jane Doe | Finalis 200 Puisi Terbaik | |
115 | Ferlita Salvina Putri | Luka | Finalis 200 Puisi Terbaik | @ferlitaslx |
116 | Galih Nugroho | Bung Tani | Finalis 200 Puisi Terbaik | gnugroho_ |
117 | Gusti Arisya Sevilla | Danau di Pelupuk Mata | Finalis 200 Puisi Terbaik | @zzvoyy |
118 | Haikal Al Ghipary | Mimbar Rapuh | Finalis 200 Puisi Terbaik | haikalalgry_ |
119 | Lina Martina | Demi | Finalis 200 Puisi Terbaik | Linakalea |
120 | Murni Purba | Lantunan Janji Pengantar Tidur | Finalis 200 Puisi Terbaik | |
121 | Ocnatias Eka Saputri, S.Kep., M.Psi. | Berkibarnya Sang Putih | Finalis 200 Puisi Terbaik | @tiasekaputri |
122 | Putri Auliya Fatimah Syam | Sudut Kupu Kupu | Finalis 200 Puisi Terbaik | ptriaulya_22 |
123 | Resty Wulandari | Eksotis Melodi | Finalis 200 Puisi Terbaik | Resty wulandari |
124 | Rio Huwae | Berjudi Hati dengan Tuhan | Finalis 200 Puisi Terbaik | @rionellhuwae |
125 | Rossa Indah Mawarni | Rancu | Finalis 200 Puisi Terbaik | @rsaindh_ |
126 | Silfa Aufadila Azhri | Renjana Aksara Merindu | Finalis 200 Puisi Terbaik | @silfa.azh |
127 | Surya Widhi Prakosa | Optimisasi Kehidupan | Finalis 200 Puisi Terbaik | prakosasuryawidhi |
128 | Yessy Aprilya | Pesan Tak Terdengar dari Objek Tak Berwujud | Finalis 200 Puisi Terbaik | yessyaprl_ |
129 | Rinda Widya | Titik Sementara | Finalis 200 Puisi Terbaik | rindawi |
130 | Syahril Alvi | Kepada Siapa Kutersenyum? | Finalis 200 Puisi Terbaik | @alvinkeyen87 |
131 | Cintanaviola Vesciavingky Lalanda Ifnadya Arafa | History Kala Nusantara | Finalis 200 Puisi Terbaik | cintanavliaa |
132 | Kanastri Puspa Dewi | Tuhan, Kau yang Mana? | Finalis 200 Puisi Terbaik | ceritasangalpha |
133 | Lailatul Hanifa | Duka Langit Kelabu | Finalis 200 Puisi Terbaik | @hanifa_263 |
134 | Maulal Husna Attufazi | Sajak Terkasih | Finalis 200 Puisi Terbaik | maulal.husna |
135 | Misbakhul Anam | Merdeka Dalam Lara | Finalis 200 Puisi Terbaik | @msbh_anam |
136 | Nabilah Muthmainnah | Pada Akhirnya, Aku Mencintaimu Begini Saja | Finalis 200 Puisi Terbaik | abelabilah |
137 | Nadiati Husna | Kemarau Berbisa | Finalis 200 Puisi Terbaik | naddhsn_ |
138 | Richa Lusia Ernawati | Garis Keras Raga dan Mental | Finalis 200 Puisi Terbaik | rcha.0 |
139 | Rizki Ardinata. Ar | Izinkan Aku Mencintaimu Setiap Hari | Finalis 200 Puisi Terbaik | rizki_leubang |
140 | Salbia | Potret Diri | Finalis 200 Puisi Terbaik | Sky_sa014 |
141 | Salman Alghazali | Interlude | Finalis 200 Puisi Terbaik | @alghazali335 |
142 | Shifa Muslimah | Sajak Tropis | Finalis 200 Puisi Terbaik | Syifamuslimah11 |
143 | Suhandayana | Sastra Milenial | Finalis 200 Puisi Terbaik | suhandayana_day |
144 | Tri Wahyurini | Nadir | Finalis 200 Puisi Terbaik | |
145 | Umi Kulsum | Lentera Untuk Mama | Finalis 200 Puisi Terbaik | Arumikaumm |
146 | Arnetta Nandy | Menunggu Pagi | Finalis 200 Puisi Terbaik | dunialabirintitik |
147 | Catarina Kurnia Setyawati | Bisikan Anila | Finalis 200 Puisi Terbaik | @yeca.van |
148 | Made Susila Wati | Ibu, Lelahkah Aku? | Finalis 200 Puisi Terbaik | @NiMadeSusilawati |
149 | Muhammad Dimas Syaifudin | Sabda Kalbu | Finalis 200 Puisi Terbaik | Dimasz_08 |
150 | Prawira Tama | Terima Kasih | Finalis 200 Puisi Terbaik | @verba.atelis |
151 | Rasyid Yudhistira | Dikatakannya, Rumahku Kanvas Kosong | Finalis 200 Puisi Terbaik | @____yudhistira |
152 | Sifa Regina Gardayudia | Jika Bisa Memilih | Finalis 200 Puisi Terbaik | sifareginaa |
153 | Aby Kembar | Ppg, Sebuah Kontemplasi Hati | Finalis 200 Puisi Terbaik | |
154 | Andika Rafif Azka Putra | Tentang Kehidupan dan Cinta Remaja | Finalis 200 Puisi Terbaik | andikaazka |
155 | Bagus Pratomo | Beradab, Berilmu, dan Sekadar Sukses? | Finalis 200 Puisi Terbaik | Adenbagoes |
156 | A N Dika (Andri Andika) | Candaan Zaman | Finalis 200 Puisi Terbaik | @andriandika30 |
157 | Fira Rohmadini | Tangisan Langit Kiblat Pertama | Finalis 200 Puisi Terbaik | @fira12rohmadini |
158 | Achmad Raidi | Kuberi Engkau Nama Hujan | Finalis 200 Puisi Terbaik | achmad raidi / gus_r.a.i |
159 | Ahmad Shahlin Kurniawan | Asa Tangis Pertiwiku | Finalis 200 Puisi Terbaik | @ahyyy_cmiw1301 |
160 | Anggi Yosua Marpaung | Istana Gelap | Finalis 200 Puisi Terbaik | ANGGIYOS_MARPAUNG |
161 | Astrid Ayu Chandra Kirana | Berjarak Randu Berwaktu Rindu | Finalis 200 Puisi Terbaik | @astayck |
162 | Dwi Puspa Oktaningtyas | Topeng Puan | Finalis 200 Puisi Terbaik | @lembah.ketaksaan |
163 | Gagawan Jawa A. (Awan Mendung) | Umbar | Finalis 200 Puisi Terbaik | jurnal.linimasa |
164 | Muhammad Hazel Nailah Akbar | Remang-Remang Proklamasi | Finalis 200 Puisi Terbaik | hazelaja |
165 | Nusaibah Muthiah | Loker Mimpi | Finalis 200 Puisi Terbaik | nmuthiah |
166 | Alfonsus Pramudya Daneswara | Klasik | Finalis 200 Puisi Terbaik | @alfons_pramudya |
167 | Denis Rizqi Ramadhan | Prosesi Kematian | Finalis 200 Puisi Terbaik | @aziz.denis |
168 | I Veni | Rindu | Finalis 200 Puisi Terbaik | ivenimiuna |
169 | Juan Adriel Rudy | Sebuah Akhir Kisah | Finalis 200 Puisi Terbaik | rjuan_adriel |
170 | Moch. Rizal Fajri Haryuanda | Menulis Adalah Sendjata! | Finalis 200 Puisi Terbaik | |
171 | Najwa Aulia Fatihah | Luruh dan Lahir | Finalis 200 Puisi Terbaik | @al.arifah_ |
172 | Novita Handayani | Bukan Lokawigna! | Finalis 200 Puisi Terbaik | @novitahaa_ |
173 | Shofa | Wanita Berbaju Lusuh | Finalis 200 Puisi Terbaik | Lubangsa.id |
174 | Aldrian Bernard Wijaya | Hening | Finalis 200 Puisi Terbaik | Aldrian_bw |
175 | Ni Luh Putu Anugrah Widyastuti | Rintihan Negeri | Finalis 200 Puisi Terbaik | anugrahwidya_ |
176 | Bella Artidesimasari | Keluh Lembu Tambun | Finalis 200 Puisi Terbaik | bellaartd |
177 | Faiqatul Jamilah | Sempat Sempit Tempatku di Dadamu | Finalis 200 Puisi Terbaik | faiqahjamilah |
178 | Frizas Rere Ilureta | Potret Diri | Finalis 200 Puisi Terbaik | @frizasrere |
179 | Hammanda Aura Dewi | Manis | Finalis 200 Puisi Terbaik | @cuddlepanda_ |
180 | Hasan Basri | Mencari Ratu Adil | Finalis 200 Puisi Terbaik | 4zees_ |
181 | Moch. Rizal Fajri Haryuanda | Menghapus Kenangan | Finalis 200 Puisi Terbaik | |
182 | Adit Ardiansyah | Purnama & Debur Gelombang Tanya | Finalis 200 Puisi Terbaik | berhentidur |
183 | Alfonsus Pramudya Daneswara | Aksara | Finalis 200 Puisi Terbaik | @alfons_pramudya |
184 | Graciella Ivarel Tatyana | Tentang Nona, Rumah, Dan Tuan-Nya | Finalis 200 Puisi Terbaik | graciellaivarel |
185 | Nisa Bidayatul Hidayah | Kisah Cinta Paus 52 | Finalis 200 Puisi Terbaik | nisabidytl |
186 | Pabianus Simon | Guru Tak Berwibawa | Finalis 200 Puisi Terbaik | pabianus_simon99 |
187 | R. Dihni Mareta S. | Sklera Pada Kenangan Kakek | Finalis 200 Puisi Terbaik | dzihnimareta18 |
188 | Juan Adriel Rudy | Kamar | Finalis 200 Puisi Terbaik | rjuan_adriel |
189 | Wendy Martiana Sanusi | Negeri Yang Berkubang Lembah Hitam | Finalis 200 Puisi Terbaik | _wndymartn |
190 | Muslimatun Nafi’ah | Dalam Rengkuhan Pertemanan | Finalis 200 Puisi Terbaik | mus.naf |
191 | Louwis Firdaus Vascalis Sirait | Bencana dan Nestapa Manusia Bagaikan Dewa | Finalis 200 Puisi Terbaik | vascal_sirait |
192 | Lutia Nurfadillah | Jangan Jatuh Ke Lubang yang Sama, Wahai Sarupa | Finalis 200 Puisi Terbaik | @lutia1465 |
193 | Muhammad Bagas Firdaus | Bertemu September | Finalis 200 Puisi Terbaik | bagasfirds2 |
194 | Nusaibah Muthiah | Mungkin Bersebab | Finalis 200 Puisi Terbaik | nmuthiah |
195 | Panji Dwi Anggoro | Lara Sang Dayita | Finalis 200 Puisi Terbaik | ampas_kopi__ |
196 | Pinulih Mulqi Anisawenda | Seperti Pluto Yang Tersisih | Finalis 200 Puisi Terbaik | wendaannisaa |
197 | Resty Wulandari | Eksotis Melodi | Finalis 200 Puisi Terbaik | Resty wulandari |
198 | Ridwan H | Rindu | Finalis 200 Puisi Terbaik | @ridwanhamma |
199 | Rizki Kurniawan | Ketika Indonesia Berkata | Finalis 200 Puisi Terbaik | kurniawan_rizki27 |
200 | Rizkia Ananditha Putri | Nelayan Pulau Seribu | Finalis 200 Puisi Terbaik | putri_putri.12 |