Haryo Damar

Gabriel Kristiawan Suhassatya

Kau dengar kegelisahan menetap dalam tubuhmu
saat Prabu Brawijaya memberikan petuah
kau tetaplah butir senja
            “Apakah aku sehingga Kau pelihara?
Aku adalah Aku,
sejak setitik noda tertanam dalam nadiku.”

Panggilan perburuan dikumandangkan
kau melesat dalam temaram
tenggelam dalam mantra purba
menjadikannya sia-sia

kau cari kurban
dengan seonggok nama
Dewi Siti Kholifah di tangan

satu per satu manusia
kau hantarkan pada baka
hingga sisakan seorang pemuda
Joko Samaran namanya

hanya dendam. hanya kegelisahan. hanya amarah. hanya kesendirian.

kau tuntun pemuda pada peraduan itu.
: pada roh-roh itu.
pada titik noda menjalar dalam nadimu.

lalu Joko Samaran mengubah diri
menjadi perempuan jelita,
: “seperti manusia pertama.” Ucapmu.
perempuan itu tak merintih,
sedang kau hanyut dalam samudra birahi pedih

kau dirajam dua belas sumber air mata
beraroma semesta ;
semerbak berma kenanga
“Siti. Siti. Lama sabackhtani!”

dan kelembutan bersemayam di wajahnya
dan kepedihan bermukim di wajahmu
            “Mengapa secepat ini pertemuan? Mengapa kian abadi penderitaan?
            Aku bukanlah Sisyphus.
Aku adalah Aku,
sejak setitik noda tertanam dalam nadiku.

kau peluk perempuan itu
seraya kau cumbu dengan senandung ibu
            “tak lelo lelo lelo ledung. cah ayu putri Gusti Agung.”

Haryo Damar meratapi diri
pada hidupnya yang makin
terikat darah dan peperangan
di bawah purnama dan kunang-kunang
            “Dewi Siti Kholifah wanitaku. janganlah kau pergi.
saat darahmu seumpama bunga tujuh warna mewangi
masihkah aku serupa TUHAN
seperti pertama kali?”

(Surabaya, 17 September 2022)

Haryo Damar: Panglima perang Kerajaan Majapahit di masa Pemerintahan Prabu Brawijaya. Haryo Damar diutus untuk menghancurkan Kerajaan Seringin yang dipimpin oleh Dewi Siti Kholifah. Wilayah Kerajaan Seringin saat ini berada di Kecamatan Sluke, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah.

Leave a Comment

Your email address will not be published.

Scroll to Top
× Hubungi kami