Oleh: Rizky Amanda Putra Hanka
Menarilah matahariku
sampai kudus semua racunmu
bersanding aku
amin.
Atau, terserah cakrawala
dengan lampiran kitab:
Cara-Cara Kelana di Dunia Puan
yang terburu manis oleh anggurmu
yang memabukkan.
Berpijar Bima dan Sakti-ku
dengan dwi bayang angan, yakni
segala mosaik dalam arteri
biar kita di sana urung mengacung
serapah sendiri.
Namun, seperti telah tertulis lama
bahwa bakal luka membasahi bintang
kelak dan (bila) angka nubuat kita itu
genap tiga belas.
Pada punca rotasi
hati demi hati di orbit akan
versunken!
menanggalkan busananya
sebagaimana meteorit.
Maka, demi gerhana…
Apakah periode kita ini
hanya fatamorgana?